Selasa, 16 Juli 2013

Entah kenapa kita jadi SELALU ngebahas itu...

Tau apa yang selalu dibicarakan wanita ketika mereka berkumpul? Jawabannya bisa apa saja. Tapi ada satu bahasan yang hampir selalu saya dan teman-teman saya obrolin ketika lagi ngumpul. Awalnya saya tidak pernah sadar, sampai ada teman saya yang lain berkomentar mengenai hal itu.

Jadi apa yang saya dan teman-teman bicarakan?
Jawabannya sangat konyol. Yang kita bicarakan adalah 'cowo'. hahaha. Tapi jangan salah sangka. Kita bukan ABG lhoo. Jadi yang kita bahas bukan kakak kelas cool berambut keren yang jago main basket. Jelas topik yang kita bahas jauh lebih 'mature'. Walaupun memang usia kita masih sekitar 17an (Nyilang jari).

Cowo yang kita bicarakan pastinya pacar-pacar kita sendiri (plus selingkuhan kalo ada). Every time we get together in all kind of situation, our boyfriend is at the top of our mind to be talking about. Dan Kalopun itu bukan tentang pacar-pacar kita, pasti bahasannya gak akan pernah jauh-jauh melenceng dari cowo, which is, We talk about our dream husband. Yes. our dream husband. Saya jadi bertanya-tanya sendiri, apa obrolan macam gini wajar buat saya dan teman teman saya??
Hemmmmm... intinya sih, Emang pada ngebet pingin dikawin aja kayaknya.. (tepok jidat)

Di setiap pertemuan selalu ada babak baru dari cerita cinta masing-masing kita.. oh ya, sampai lupa. Kita itu siapa ya? kita itu terdiri dari saya dan tiga teman saya. Jadi bayangkan di setiap kita lagi bareng, lagi makan siang, lagi di kostan, atau lagi apapun itu, selalu ada 4 cerita bersambung yang penuh warna dan lika liku (eits)

Dan dari cerita bersambung itulah lahir sebuah kalimat yang cukup membuat saya merenung. Merenung, karena tidak menyangka kata-kata sedalam itu bisa terlontar dari mulut saya dan mulut teman saya. Jadi ceritanya, sekitar lebih dari dua bulan yang lalu, di sabtu siang yang sangat malas, karena tidak menemukan kerjaan yang bisa dikerjakan dan makanan yang bisa dimakan. saya dan teman saya berinisiatif untuk mengunjungi mall terdekat dari kostan.

Maka dari itu dengan sigapnya saya dan teman saya segera bersih-bersih, ganti baju, dan cus menuju halte busway. Ini yang paling asik dari busway di hari sabtu siang, sepi dan ga ngantri. Beda banget sama jam-jam pulang kantor. Di dalem busway saya dan teman saya hanya membicarakan tentang menu makan siang, cuaca yang mendung, nyerempet sedikit ke kerjaan, intinya belum ada bahas-bahas soal cowo atau sejenisnya. Yah ini rekor, akhirnya pertama kalinya kita bisa menendang keluar bahasan tentang cowo dalam pikiran kita.

Lalu akhirnya sampai di shelter busway tujuan. Pas di sebrang mall. Di perjalanan menuju mall, ga ada obrolan yang penting untuk diceritain, karena memang kita ga ngobrol apa-apa. Lalu kemudian kita sampai di pintu mall dan melangkah masuk.

Seperti biasa, yang namanya cewek, kalo ke mall, walau tujuan cuman mau cari makan, pasti mampir kanan-kiri dulu. Objek utamanya sudah pasti kalo ga toko tas ya toko sepatu. Dan hasil dari mampir kanan kiri itu pun sudah pasti: saya dan teman saya berjalan keluar toko sambil ngelus dada. 'Sabar-sabar.. tunggu sampe gajian...' huhhhhh... dan ujung-ujungnya ketika gajian, sudah pasti barang yang dibelinya justru barang yang lain-lain. Rrrrrhhhh.. dan setelah barangnya kebeli baru sadar, barang itu bahkan ga ada dalam daftar belanja. Why shopping list never work for us (girl)? why???

Okelah... setelah selesai lihat sana-sini dengan ga beli apa-apa. Kita jalan ke Food court yang kebetulah baru kali itu kita makan di situ. yah.. menu makanannya banyak, mulai asian sampai europan. yak, inilah alternatif untuk menyalurkan nafsu belanja yang tidak kesampaian: makan sebanyak mungkin. Yaaa sebenernya emang kita kelaparan aja siii...

Jadi kita pun makan, saya makan satu mangkuk besar tomyam dan teman saya makan nasi hainan. Ketika makan, yang kita bicarakan hanya komentar tentang makanan masing-masing. Lalu kemudian ehhh teman saya itu bahas pacarnya. Baiklah dan pembahasan pun dimulai...

Teman saya mulai bercerita tentang hobinya dan sang pacar untuk berwisata kuliner. Sayangnya, hampir 90 % tempat makan yang teman saya sebutkan saya tidak tahu (malu deh). Jadi, yang saya bisa lakukan ketika mendengar ceritanya adalah berkata:
oh ya?
waaa
emmm

Makanan habis, cerita masih bersambung. Saya dan teman saya angkat kaki ke tempat selanjutnya, masih tempat makan atau cemal cemil lebih tepatnya. Disanalah tempat lahirnya kalimat menakjubkan yang sampai saat ini masih berputar-putar dalam pikiran saya.

Saya dan teman saya duduk di sebuah sofa empuk dengan meja bundar kecil yang di atasnya terdapat segelas youghart putih yang dikelilingi taburan cookies, cocholate chip, dan agar yang warna-warni. Waktu itu sudah jam dua lewat. Suasana siang mendung dan hampir hujan. Cerita bersambung di mulai lagi.

Kali ini ceritanya bukan seputar kuliner lagi. Teman saya mulai membahas hal-hal rumit dalam hubungannya dengan sang pacar. Masalah ideologi dan persepsi. Dia menjelaskan bagaimana ia tidak suka sang pacar dengan ideologinya. Bagaimana dua pikiran yang amat berbeda itu bisa sampai menganggu ketahanan sebuah hubungan. Bagaimana ketahanan hubungan teman saya dan pacarnya saat itu tergoncang, karena perbedaan persepsi masing-masing dalam memandang satu hal.

Bahasan semakin menarik.
Soal menyatukan dua pikiran yang berbeda. Ketika dua persepsi sudah saling bertolak belakang, akan muncul anggapan: kita berbeda dan saya tidak butuh kamu lagi. Dan di saat itu hubungan bisa berakhir.

Saya tidak butuh kamu lagi. Dari kalimat itulah muncul pemikiran-pemikiran saya dan teman saya mengenai suatu hubungan.

Beberapa orang beranggapan hubungan akan bertahan karena berlandaskan rasa sayang yang dari rasa sayang itu  muncul rasa saling membutuhkan satu sama lain. So the lover will stick together no matter what happens. Tapi apa jadinya jika suatu saat lingkaran saling membutuhkan itu putus? Ya? really... women these day are so independent and strong. Some don't even need a man to afford their life. That even make some of them decide to never have one serious relationship with man. Independent women. That's one reason it's so easily for woman to walk out of some man's life if things just feel don't going on so well for her.

See? Rasa saling butuh itu sudah gak berlaku lagi untuk para perempuan modern yang mandiri. Jadi, apa inti dari menjalani suatu hubungan? di siang menjelang sore hari itu, obrolan rumit dan panjang saya dan teman saya akhirnya berujung pada satu kesimpulan.

Hubungan yang terjalin dikarenakan saling membutuhkan satu sama lain, itu sudah biasa. Yang luar biasa adalah, ketika kamu memiliki kekuatan dan kemampuan untuk hidup tanpa dirinya tapi kamu lebih memilih untuk menjalani hari dengannya, menghabiskan waktu dengannya, menjadi pacarnya, terlebih lagi pasangan hidupnya, mendengarkan semua ocehannya, berargumen dengan semua alasan-alasan bodohnya, Lucu.. Kamu lakukan semua itu karena kamu menyukainya dan kamu menikmatinya.


Cheers.
Di suatu cafe di sabtu siang yang aneh yang entah kenapa kita jadi SELALU ngebahas itu.
Thank's for the sharing girl!!


      
   

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar