Senin, 22 Juli 2013

Rambut Baru

Malam minggu kemarin,
Di tengah-tengah aktivitas saya yang lumayan padat (tapi boong), setiap weekend saya selalu menyempatkan diri untuk pulang ke rumah. Seperti week end kemarin, jumat hampir tengah malam setelah perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya saya sampai di rumah. Tidak lupa juga saya pastinya membuat repot mamah karna saya minta jemput di pool travel (hehe). Sampai di rumah, tidak ada benda lain yang saya cari selain kasur. Cerita pada hari itu pun berakhir sudah.

Keesokannya, rencana kegiatan saya hanya satu: potong rambut. Agenda itu sudah hampir sebulan tertunda-tunda karena ada kegiatan lain yang lebih penting yaitu: tidur. Dikarenakan intensitas rontok rambut saya yang sudah di luar logika akhirnya tidur jadi tidak penting lagi. Alhasil pagi-pagi saya sudah siap-siap untuk berangkat ke salon, tentunya saya selalu ingat untuk merepotkan alias minta anter mamah saya. Dan saya pun berangkat ke salon dengan mamah.

Di salon...
Niat saya cuman mau potong sedikit. Sedikit saja. Paling lima senti lah. Seperti itulah yang saya sampaikan sama pekerja salon yang akan memotong rambut saya.
"lima senti segini ya mbak" kata pekerja itu sambil memperlihatkan panjang rambut yang akan di potong
Saya pikir-pikir kayaknya kurang deh
"tujuh sentian aja deh bu"
"segini?"
"emmm agak panjangan lagi bu"
"segini?"
"emmmm tambahin lagi aja deh bu, biar agak bawah dari bahu sedikit"
"ohh segini?"
"jangan terlalu pendek juga bu"
"ya kalo segini gimana?"
"emmm,,,,???%##$%^%$##"
.......
Ujung-ujungnya setelah agak lama menimbang-nimbang,
"Jadi mau segimana mbak dipotongnya?"
"ahh bingung saya bu, saya krimbat aja deh... gak jadi potong rambut"
"wadde$#@#$$%^&&^%$#!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Hahahah tentunya ngga gitu kejadian aslinya. Ujung-ujungnya ya saya tetep menjalankan rencana awal. Berlandaskan aba-aba dari saya, Si ibu tukang potong rambut mengeksekusi rambut saya. Dan saya baru sadar, ketika gunting ibu tukang potong rambut berhenti menari nari di kepala saya, saya bercermin, menilai kerapihan hasil karya si ibu. Tapi bukan kerapihan atau model rambut baru yang jadi perhatian saya, melainkan: loh loh loh kok jadinya rambut saya pendek begini ya?? (tepok jidat).
 
Yak untungnya walaupun panjang rambut saya bekurang sangat drastis, masih ada sisa-sisa rambut yang bisa di cepol. Jadi kalau dikerudung orang-orang ngga akan beranggapan kalau saya botak. fiuh. Syukur deh..



       

1 komentar:

  1. wakakakaka.. kocak niii :D
    gaya nulisnya ngga lazim, tapi ngena banget. Bikin novel pasti laku nih.. :)

    BalasHapus