Rabu, 09 Maret 2011

penyendiri


Beri aku kabar tentang dia yang tidak ada di sini
Dia yang mungkin sedang tersenyum sambil memandangiku dari sebuah tempat yang sangat jauh
Dan aku dan semua doaku setiap hari untuknya
Mungkin saja Tuhan menyampaikan salamku bahwa aku selalu ingat dia
Aku selalu tahu di hari ketika dia benar-benar pergi
Dia bahkan memintaku untuk tersenyum walau dia menangis
Dia tidak benar-benar ingin pergi
Tapi aku harus mengerti bahwa aku dan dia ikhlas
Lalu berapa banyak lagi air mata yang aku jatuhkan
Dia hanya akan terdiam dan tak kan lagi mengusap kepalaku
Walau hanya menggenggam tanganku tanpa kata
Bahkan menatapku melalui celah jendela kamar seperti yang selalu ia lakukan
Aku tahu aku bisa membayangkan senyumnya lengkap dengan lesung pipi yang selalu kurindukan
Aku merindukannya
Lalu bisakah aku tahu jika ia juga merasakan yang sama
Tuhan pasti akan mengabariku nanti
Sebelum hari itu tiba aku hanyalah seorang penyendiri di antara lamunan
Dan lamunan itu yang membawa aku padanya
Kembali ke tahun-tahun yang lalu di suatu hari yang selalu disinggahi hujan
Aku dan dia, kami berdua yang berbagi teh hangat di cangkir yang sama
Sambil terus memandangi hujan dari beranda
Ada kehangatan di setiap angin dingin yang berhembus saat itu
Saat itu kami hanya manusia biasa yang tidak tahu apa-apa
Aku kira dia bisa lebih lama lagi tinggal
Tapi ternyata dia juga akan pergi seperti yang lain
Seperti aku juga
Tapi sampai hari itu datang
Aku adalah penyendiri
Duduk di beranda di kala hujan datang dan teh hangat
Kunikmati sendirian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar