Senin, 18 April 2011

Anggrek Kribo Dendrobium spectabile

Dendrobium dalam penggolongan taksonomi, termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan sangat bervariasi. Menurut Winata (1985) dalam Parera, Dj. F. (1997), famili Orchidaceae atau yang biasa dikenal sebagai tanaman anggrek ini, terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25000 spesies. Tanaman anggrek dapat tumbuh di tanah dan dapat juga tumbuh secara epifit, menumpang pada tanaman lain tetapi tidak merugikan (Parera, Dj. F., 1997). Lebih dari 1200 species dendrobium merupakan tanaman asli dari daerah tropis Asia dan Pasifik. Papua New Guinea sendiri memiliki lebih dari 500 spesies, salah satunya Dendrobium spectabile. Anggrek spesies ini memiliki bentuk yang sangat unik yakni, sepal, petal, dan bibir berbentuk kriting. 

Morfologi 

Hidayani (2007) dalam bukunya yang berjudul Mengenal dan Bertanam Anggrek, membahas mengenai struktur anggrek. Pada tulisannya ia menyebutkan bahwa seperti jenis tanaman pada umumnya, anggrek juga terdiri dari bunga, daun, batang, akar, dan buah.
a)      Bunga
Setiap bunga anggrek  terdiri dari tiga sepal luar (daun kelopak) dan tiga petal dalam (daun mahkota) (Hidayani, 2007). Namun tipe sepal dan petal dari masing-masing jenis bunga anggrek berbeda-beda berdasarkan bentuk, warna, dan ukurannya. Subhan (2010) menyebutkan dalam artikelnya yang berjudul Mengenal Dendrobium, bahwa sepal bunga Dendrobium berbentuk lanset, meruncing atau bulat dengan ukuran bervariasi tergantung speciesnya. Sepal tengah disebut dengan sepallum dorsalis atau kelopak punggung. Sementara dua sepal samping disebut sepallum lateralis atau kelopak samping. Pada artikel yang sama disebutkan pula bahwa umumnya petal bunga ini berbentuk lebih bulat dan lebih besar serta bertekstur halus dibanding sepal. Warna petal hampir sama dengan sepal, kecuali petal ketiga warnanya lebih cerah.
Bagian lain dari bunga anggrek yang juga dipaparkan Hidayani (2007) adalah labellum (bibir bunga). Bagian ini merupakan perkembangan dari salah satu petal. Labellum merupakan bagian terpenting karena merupakan alat reproduksi. Pada Labellum terdapat bagian yang disebut column (tugu bunga) tempat kumpulan alat-alat kelamin bunga. Adanya column menjadi ciri khas atau karakter bunga anggrek karena tidak dimiliki oleh famili tumbuhan lain.
b) Daun 
Daun anggrek memiliki bentuk dan ukuran berbeda-beda tergantung jenis dan varietasnya. Secara umum Hidayani (2007) menyebutkan bahwa tulang daun anggrek sejajar dengan helaian daun. Bentuk daun ada yang bulat panjang seperti pensil, sempit atau lebar mirip palem, berdaging tipis atau tebal, permukaan halus atau kasar, bahkan ada yang tidak berdaun.
Subhan (2010) menyebutkan bahwa Dendrobium memiliki daun berbentuk lanset, lanset membulat, ataupun langsing. Ukuran dan ketebalannya bervariasi. Posisi daun berhadap-hadapan atau berpasangan, letak daun duduk berhadapan dalam satu ruas. Berdasarkan sifat pertumbuhannya Dendrobium spectabile termasuk dalam tipe semi gugur atau semi deciduos. Kelompok yang satu ini hanya menggugurkan daun saat musim kering, hal ini terjadi pula pada Dendrobium macrophyllum dan Dendrobium nobile. Selain tipe semi gugur, adapula tipe pertumbuhan lainnya yakni tipe tetap segar (evergreen) dan tipe gugur atau deciduos.
c) Batang Anggrek
            Batang anggrek dapat dibedakan berdasarkan tipe pertumbuhannya. Gunawan (1992) menyebutkan bahwa batang anggrek ada yang berbentuk tunggal dengan ujung batang tumbuh lurus tidak terbatas. Pola pertumbuhan yang demikian disebut pertumbuhan monopodial. Hal ini sejalan dengan Hidayani (2007) yang menyebutkan bahwa anggrek dengan tipe batang ini, batang utamanya tidak terbatas panjangnya. Selain batang tipe monopodial, dikenal pula tipe simpodial. Anggrek yang memiliki batang tipe simpodial adalah anggrek dengan pertumbuhan ujung batang yang terbatas (Gunawan 1992).
Batang Dendrobium termasuk dalam tipe simpodial. Batang anggrek ini umumnya beruas-ruas. Batang Dendrobium spectabile yang telah berbunga berdiameter kira-kira 2 cm – 3 cm pada bagian pangkal dan semakin mendekat ke ujung diameternya semakin membesar hingga kira-kira 5 cm (Subhan, 2010).
d) Akar anggrek
            Akar anggrek epifit umumnya lunak dan mudah patah (Gunawan 1992). Hidayani (2007) menyebutkan bahwa seperti pada tanaman lainnya, akar anggrek berfungsi selain untuk mengambil, menyerap, dan mengantarkan zat hara ke seluruh bagian tanaman, juga menempelkan diri pada tempat atau media tumbuh. Hal ini sejalan dengan Subhan (2010) yang menyebutkan bahwa Dendrobium memiliki akar lekat dan akar udara. Anggrek ini memiliki akar udara dengan lapisan velamen yang berongga dan berfungsi untuk menyerap air dan udara (Gunawan, 1992 dan Subhan, 2010). Akar ini juga berfotosintesis karena mengandung butiran hijau daun (klorofil) (Hidayani, 2007). Subhan (2010) menyebutkan pula bahwa akar dendrobium menempel pada batang tanaman lain, bagian akar itu agak mendatar mengikuti bentuk batang yang ditempelinya, sejumlah akar pendek-pendek menghiasi bagian akar. Sementara akar yang tidak menempel (menggantung) gundul, tanpa akar rambut.
e) Buah Anggrek
Bentuk buah anggrek berbeda-beda bergantung pada jenisnya. Buah anggrek berdasarkan yang dijelaskan oleh Gunawan (1992) dan Hidayani (2007) merupakan buah lentera atau capsular yang memiliki enam rusuk. Tiga diantaranya merupakan rusuk sejati dan tiga lainnya adalah tempat melekatnya dua tepi daun buah yang berlainan. Tempat bersatunya daun buah itu terdapat biji. Biji-biji anggrek tidak mempunyai endospersm, karena itu untuk perkecambahannya dibutuhkan gula dan persenyawaan-persenyawaan lain dari luar atau dari lingkungan sekelilingnya (Gunawan 1992 dan Subhan 2010). Sementara itu, lebih spesifiknya, Subhan (2010) menyebutkan bahwa buah dendrobium berwarna hijau, berukuran relatif besar dan menggembung di bagian tengahnya.

2 komentar:

  1. saya Tika

    saya boleh minta daftar pustaka sumber yang jelas ga dari nama penulis buku sumber diatas.

    mohon bantuannya

    BalasHapus
  2. y, boleh..
    ni pustakanya:
    Hidayani, Fika. 2007. Mengenal dan Bertanam Anggrek. Armico. Bandung. Hal. 9-21
    Gunawan, Livy Winata. 2005. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal. 8-20.
    Subhan. 2010. Mengenal Dendrobium. [Online]. Available at: http://subhan98.wordpress.com (diakses 17 Oktober 2010).
    good luck.

    BalasHapus