Selasa, 26 April 2011

New! Eating Disorder


             Kabar menarik saya dapat pagi ini dari Yahoo tentang eating disorder  atau dalam bahasa Indonesia diartikan kelainan/gangguan makan. Eating disorder mungkin lebih tepat jika kita menghubungkannya dengan psikologi dari orang yang mengidap kelainan tersebut. Selama ini kelainan makan yang sudah dikenal atau diketahui banyak orang antara lain bulimia dan aneroksia. Kedua jenis kelainan ini sama-sama berhubungan, yakni adanya rasa takut gemuk dari si penderita. Perbedaannya, penderita bulimia makan dalam porsi lumayan banyak dalam waktu singkat, lalu setelah itu secara alamiah ”merasa” perlu memuntahkan kembali (baik dengan cara mencolok kerongkongannya atau apapun itu) agar berat badannya tidak bertambah. Sementara itu, penderita aneroksia benar-benar ”tidak mau makan” dan membiarkan tubuhnya kehilangan berat badan dengan sendirinya, hingga mungkin pada taraf yang sangat -parah- tubuh penderita kelainan ini ada yang sampai seperti tulang yang berbalut kulit, tanpa daging.
            Ternyata, kelainan pada cara makan ini, sudah bertambah lagi jenisnya. Namun menurut saya, untuk jenis kelainan yang baru ini, mungkin sering kita temukan di kehidupan sehari-hari. Jenis kelainannya adalah adult selective eating. Ya, mungkin untuk gangguan yang satu ini keanehannya hanya sekedar adanya dorongan atau kehendak dari si penderita untuk ”terlalu” memilih apa yang akan dimakannya. Karena sepertinya hal ini, ada dalam setiap diri manusia. Namun, gangguan makan ini bisa menjadi sangat ekstrim, jika si penderita menolak banyak makanan, dan hanya memakan satu jenis makanan saja (remember! body needs nutrition). Penderita pemilih makanan ini, mungkin memiliki pemikiran yang berbeda dengan penderita bulimia ataupun aneroksia. Adult picky eaters tidak terlalu khawatir dengan banyaknya kalori yang mereka makan, ataupun bentuk tubuh mereka.  
            Tipe lainnya yang sudah diidentifikasi beberapa tahun yang lalu, namun mungkin belum terlalu dikenal adalah orthorexia. Kelainan ini mungkin lebih tepat jika dibilang sebagai obsesi terhadap makan sehat, alami, ”pure”.  Orthorexia pun terdengarnya tidak terlalu salah, karena obsesinya terhadap sesuatu yang baik. Tapi, kelainan ini biasanya dibarengi dengan obessesive compulsive disorder yang sekali lagi, bisa menjadi ekstrim dan biasanya hal ini menjadi batu loncatan menuju aneroksia. Untuk itu, kedua kelainan makan ini tetap harus diwaspadai, karena terdengarnya mungkin sangat lumrah, namun bisa menjadi fatal jika sudah diluar batas.

1 komentar:

  1. yooi tbuh butuh nutrisi, kurus-gemuk hanya pengaruh psikologis, yang berujung pada gengsi dan rasa PD...
    aaahhh bodo ma pnmpilan..:P
    sehat lebih utama, krena pnmplan bisa diatur dan dijga,,
    yup olhraga, gizi seimbang, istrhat teratur..:D

    BalasHapus