Jumat, 22 April 2011

Hedgerows untuk Lahan Kering


Teknologi konservasi hedgerows adalah salah satu komponen usaha pelestarian yang harus dipadukan dengan serangkaian kegiatan yang bersifat teknis, sosial budaya, dan kebijaksanaan. Teknologi konservasi hedgerows secara teknis mencerminkan bentuk-bentuk pagar hidup dari tanaman legum pohon, tanaman penguat teras, dan tanaman penutup tanah yang diatur mengikuti garis-garis kontur.
Ada beberapa definisi mengenai hedgerows. Berdasarkan arti katanya, hedgerows berarti tanaman pagar. Tanaman pagar ini dapat berupa semak yang ditanam dengan kepadatan tinggi yang berfungsi sebagai pagar atau barikade. Keberadaan tanaman pagar ini akan melindungi tanah dari erosi.
Tidak sembarang tanaman yang dapat menjadi tanaman pagar. Adapun persyaratan tanaman pagar adalah sebagai berikut:
  • Tahan pemangkasan dan dapat bertunas kembali secara cepat sesudah pemangkasan.
  • Menghasilkan banyak hijauan.
  • Diutamakan yang dapat menambat nitrogen (N2) dari udara.
  • Tingkat persaingannya dengan tanaman lorong tidak begitu tinggi.
  • Tidak bersifat alelopati (mengeluarkan zat beracun) bagi tanaman utama.
  • Sebaiknya mempunyai manfaat ganda seperti untuk pakan ternak, kayu bakar dan penghasil buah supaya mudah diadopsi petani.   
Menurut Hawkins et al (1991) dalam Jaka Suyana (2003), usahatani dengan teknologi konservasi hedgerows merupakan suatu praktek usahatani dengan memadukan tindakan konservasi secara sipil teknis (mekanik) dan biologis (vegetatif) dengan pengaturan tata ruang tanaman semusim, tanaman tahunan, tanaman legum untuk konservasi sekaligus sebagai penghasil pupuk organik dan hijauan pakan ternak, serta rumput; dengan memperhatikan bentuk muka dan ciri bentang lahan.
Sistem tanam pada usahatani konservasi dengan teknologi hedgerows merupakan kombinasi antara tanaman penguat teras, tanaman penutup tanah, tanaman semusim, dan tanaman tahunan. Tanaman semusim dan tanaman tahunan merupakan tanaman yang biasa diusahakan petani setempat. Tanaman semusim terdiri atas tanaman serealia dan palawija, seperti padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Sedangkan tanaman tahunan diantaranya mangga, petai, nangka, melinjo, dan kelapa (Sudaryono, 1995 dalam Jaka Suyana 2003).
Adapun jenis-jenis tanaman yang umum digunakan dalam tanaman pagar, penguat teras dan penutup tanah, meliputi: (a) jenis leguminosa perdu maupun pohon yang sering digunakan sebagai penguat teras dan tanaman pagar dalam sistem pertanaman lorong, seperti : Lamtoro, Kaliandra, Flemingia, Gliriside, dan Hiris; (b) jenis rumput yang sering digunakan sebagai tanaman penguat teras, yaitu meliputi jenis rumput yang ditanam di bibir teras (biasanya rumput yang membentuk rumpun seperti rumput gajah, setaria, dan benggala), dan jenis rumput yang ditanam di tampingan teras (biasanya tumbuh menjalar seperti Brachiaria sp, Cynodon dactylon, Paspalum conjugatum, Penicum repens); dan (c) tanaman penutup tanah, diantaranya Mucuna sp dan Centrosema sp (Abdurrachman dan Prawiradiputra, 1995; Sudaryono,1995).
Tanaman hedgerows selain berfungsi mengendalikan aliran permukaan dan erosi, juga memproduksi biomassa pertanian yang berguna untuk rehabilitasi dan penyubur tanah, menghasilkan hijauan pakan ternak yang kaya nutrisi, dan menghasilkan kayu bakar untuk keperluan rumah tangga dan industri pedesaan (pembakaran bata merah, batu gamping, dan sebagainya).
Berbagai jenis tanaman yang terlibat dalam pola usahatani dengan teknologi hedgerows akan mendukung terciptanya ekosistem yang saling menguntungkan. Seperti misalnya, ketika dilakukan pemangkasan di mana hasil pangkasan tersebut dapat dijadikan pupuk hijau. Pupuk hijau yang dipakai sebagai mulsa akan dapat mengurangi penguapan lengas tanah, mengendalikan gulma, dan menstabilkan suhu tanah daerah perakaran sehingga memberi jaminan pertumbuhan akar tanaman secara baik.
Di Indonesia, berbagai penelitian menyebutkan bahwa dampak dan daya rehabilitasi akibat teknologi hedgerows biasanya baru akan dirasakan mulai tahun ketiga dan seterusnya. Pada tahun pertama dan kedua, baru taraf identifikasi model-model hedgerows yang sesuai kondisi biofisik daerah dan sosial ekonomi setempat, sehingga dapat diterima petani untuk diterapkan pada usahatani mereka. Pada tahun kesatu dan kedua, untuk lahan kering yang berstatus kritis tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan biomassa saja sudah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti.
Hasil penelitian penggunan teknologi hedgerows pada lahan kering daerah kapur solum tipis di Jawa Timur (Sudaryono,1995 dalam Jaka Suyana 2003), diperoleh bahwa kinerja teknologi usaha tani hedgerows dibandingkan teknologi petani didapatkan dengan penggunaan teknologi hedgerows produktivitas jagung meningkat 82%, padi gogo meningkat 33%, produktivitas kacang hijau 0,7 ton/hektar, produktivitas ubikayu 0,64 ton/hektar (gaplek), tambahan produksi rumput 0,58 ton/hektar/tahun, dan tambahan biomassa legum pohon sebesar 0,29 ton/hektar/tahun.
Pengelolaan teknologi hedgerows secara berkelanjutan dalam jangka panjang akan mendatangkan nilai keunggulan komparatif dan kompetitif yang meliputi :
  1. pengendalian kehilangan tanah dan hara melalui erosi;
  2. peningkatan produksi biomassa melalui sisa hasil pertanian, penanaman legum untuk konservasi dan penutupan tanah;
  3. peningkatan produksi bahan organik secara ”in situ”;
  4. peningkatan status kesuburan tanah;
  5. peningkatan produksi rumput untuk makanan ternak;
  6. peningkatan hasil baik tanaman pangan, palawija, buah, sayur, dan kayu-kayuan; dan
  7. peningkatan total hasil usahatani secara berkelanjutan.
 So,
Hedgerrows merupakan salah satu tindakan konservasi yang dapat diterapkan pada lahan kering. Hedgerows merupakan teknik konservasi dengan memanfaatkan tanaman tertentu sebagai barir atau barikade. Tanaman-tanaman tersebut memiliki karakteristik tersendiri yang tidak dimiliki tanaman lain dan berhubungan dengan fungsinya sebagai tanaman pagar.
Teknik konservasi Hedgerows juga merupakan suatu teknik konservasi yang di dalamnya sangat diperlukan keterpaduan antara teknik konservasi sipil dan biologis. Dengan begitu teknik konservasi ini akan sangat berperan penting dalam mencegah terjadinya erosi begitu juga dengan bentuk degradasi tanah lainnya. Selain itu, dalam jangka panjang teknologi konservasi hedgerows akan mendatangkan berbagai keuntungan yang mengarah pada terciptanya lingkungan yang lestari dan produktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar