Jumat, 22 April 2011

bermimpi


Aku berhenti bermimpi
Karena mimpi itu seperti dedaunan kering yang mudah terinjak
Dan ketika ia hancur,
Ia benar-benar hancur berkeping-keping
Mimpiku seperti logam yang sudah berkarat
Jelek, rusak, dan terlupakan
Aku rasa akan bangun,
Benar-benar bangun, membuka mata
Melakukan sesuatu di duniaku yang ”nyata”
Tapi tidak,
Aku bangun untuk mengganti bantal
Mengganti mimpiku
Lalu, mulai tidur lagi

2 komentar:

  1. mimpi, melukis harapan...
    mimpi, bait abstrak dalam kehidupan..
    mimpi, protes asa tak bertuan..

    syuuuuuuu, syuuuu, syuuuuuu
    trbawa dalam alaunan mimpi
    seirama denga gejolak hati

    syuuuuuu, syuuuu, syuuuuuu
    oh indahnya puzzle harapan itu

    dungdungdung....
    aku tak kan pernah lelah tuk bermimpi, aku tak kan pernah takut melwati lorong abstrak itu, karena ia bukan dedaunan kering, karena ia bukan logam karat,

    tp ia adalah gejolak kehidupan, teman saat kehampaan menghampiri, bintang yang menghiasi langit di waktu malam...
    dan kanvas saat aku menggambar (kembali) sepenggal harapan itu...
    Aku tak takut dan aku tak kan berhenti..
    mimpi.....

    BalasHapus